Jumat, 29 Juni 2012

inteljen


Mengenal Lebih Dekat Badan Intelijen Inggris

THE SECURITY SERVICE M15/ BADAN INTELIJEN INGGRIS
a.    Sejarah Singkat  Security Service
Security Service, atau dikenal dengan sebutan MI5 merupakan salah satu badan intelijen yang khusus menangani permasalahan dalam negeri Inggris. MI5 tepatnya berdiri pada Oktober 1909 yang awalnya dibentuk dengan tujuan memerangi operasi spionase (kegiatan intelijen asing di negara lain) Jerman di Inggris. Pemberian nama MI5 berawal pada April 1914, saat itu Seksi Urusan Perang  bagian dari Direktorat Operasi Militer yang merupakan cikal bakal  MI5 berubah menjadi M-05. Beberapa bulan berikutnya, tepatnya September 1916, M-05 berganti nama menjadi MI5 (yang merupakan intelijen militer).
MI 5 terbukti efektif dalam memerangi ancaman yang datang dari luar, contohnya keberhasilan membongkar jaringan mata-mata Jerman di Inggris selama perang dunia pertama berlangsung. Sekitar tiga puluh lima mata-mata berhasil ditangkap bahkan sampai dieksekusi, dipenjara dan diasingkan.

Selama periode menjelang perang dunia ke-II, MI5 menghadapi eskalasi peningkatan ancaman spionase yang datang dari negara Uni Soviet dan Jerman melalui ancaman subversi komunis dan fasis. Saat itu MI5 dihadapkan pada situasi internal  yakni kekurangan sumber daya manusia selama tahun 1929.Terjadi penurunan jumlah staf dari 844 petugas  menjadi 12 orang. Walaupun demikian, kekurangan personil tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab MI5 yang saat itu dipegang oleh Sir Vernon Kell.

Di tahun yang sama, MI5 berubah namanya menjadi The Defence Security Service, dan bertahan kurang lebih 2 tahun. The Defence Security Service, kembali mengalami pergantian nama baru yaitu Security Service, yang sampai saat ini masih digunakan. Tahun 1931, Security Service diberi kewenangan dan tanggung jawab lebih, dalam menganalisa ancaman keamanan Inggris dari kelompok teroris Irlandia, Irish Republican Army (IRA) dan anarkisme, yang juga menjadi tanggung jawab dari kepolisian.

Periode Perang Dunia ke-II, Security Service memainkan peranan penting dalam memerangi ancaman spionase, penyadapan komunikasi Jerman dan menyebarkan disinformasi ke Jerman. Security Service berhasil  membongkar identitas agen musuh yang menetap di Inggris, beberapa dari mereka berhasil direkrut kembali untuk diajak kerja sama  menjadi agen ganda. Tugas agen ganda pada saat itu, berperan dalam menyebarkan disinformasi kepada pihak Jerman, seperti penyebaran strategi militer, atau disebut sistem “Double Cross”. Sistem double cross merupakan desepsi paling efektif yang berhasil dalam memuluskan pendaratan tentara sekutu di Normandia, atau dikenal dengan sebutan peristiwa D-Day pada bulan Juni 1944 (keberhasilan Agen Garbo dalam Operasi Fortitude).

Pada Mei 1940, Ketua Security Service, Sir Vernon Kell diberhentikan Perdana Menteri, Winston Churchill dan digantikan oleh Brigadier Oswald” Jasper” Harker, yang kemudian, pada April 1941, digantikan Sir David Petrie. Dibawah kepemimpinan Sir David, Security Service menunjukkan prestasi terbesarnya,  yaitu melawan spionase Jerman.

Setelah tahun 1945, pasca tertangkapnya beberapa agen Jerman, Security Servicemempelajari beberapa catatan kegiatan, dan dari hasil catatannya tersebut, ditemukan hampir sekitar 115 agen Jerman atau lebih, berhasil disusupkan ke Inggris. Security Service juga berhasil melakukan identifikasi terhadap agen-agen tersebut, dan selanjutnya ditangkap dan diperlakukan tanpa melalui proses persidangan, kecuali agen yang telah melakukan bunuh diri sebelum ditangkap. Dalam kurun waktu 6 bulan pertama, sekitar 64 ribu warga asing yang berasal dari Jerman, Austria dan Italia yang menetap di Inggris telah menjalani proses pemeriksaan melalui wawancara dan dinyatakan bahwa mereka “berteman dengan sekutu”. Dalam perkembangan selanjutnya, tersangka simpati Nazi Inggris seperti Sir. Oswald Mosley dipenjara karena diduga melakukan kegiatan subversi di dalam negeri Inggris.

Pasca perang dunia ke-II, Security Service berusaha memperluas cara pandangnya dan berusaha ingin mendominasi pengaruhnya untuk jangka waktu  30 tahun  ke depan, dengan memanfaatkan konflik ideologi antara  blok Soviet dan Demokrasi Barat. Subversi dan spionase Soviet digunakan sebagai pintu masuk membentuk bidang kerja Security Service semenjak perang dunia, dan ketika memasuki tahun 1970, Security Servicemenggunakan isu terorisme agar menjadi perhatian bersama dalam memerangi ancaman serius terhadap keamanan nasional.

Perubahan fokus ancaman subversi semakin berkurang, semenjak memasuki era tahun 1990 an, yang ditandai dengan runtuhnya blok komunis. Spektrum ancaman yang semakin meluas, Security Service juga dihadapkan pada ancaman serangan kelompok IRA yang terus berlanjut dan semakin besar, terkonsentrasi di wilayah Irlandia Utara dan Inggris daratan . Selain itu, Security Service juga harus melawan terorisme internasional yang belakang ini semakin tumbuh pesat di beberapa wilayah bagian dunia. Selanjutnya, Oktober 1992, Security Service memegang kendali dan bertanggung jawab dalam menanggulangi terorisme yang ada di Irlandia Utara dan Inggris daratan yang sebelumnya menjadi tanggung jawab dari Kepolisian Metropolitan Inggris. Adanya kewenangan lebih tersebut, tidak langsung mengesampingkan tanggung jawab Police Service of Northern Ireland (semula The Royal Ulster Constabulary) yang tetap diberi kewenangan yang sama dalam mengatasi kelompok teroris di Irlandia Utara.

Sampai dengan saat ini, Security Service masih mempunyai pekerjaan rumah seperti melakukan operasi intelijen jangka panjang melawan terorisme luar negeri yang berhubungan dengan Irlandia Utara. Operasi tersebut telah dimulai selama kurun waktu tahun 1970-1980 an. Security Service juga sempat mencatatkan prestasinya dengan memperoleh nama baik di depan publik Inggris,  sekitar  pertengahan 1990 an, sejumlah anggota Security Service berhasil membuktikan percobaan tindak terorisme yang akan dilakukan kelompok IRA.

Intelligence Service Act yang disahkan tahun 1994, semakin menguatkan basis hukum  kegiatan dan operasional Security Service yang juga menjembatani lahirnya Komite Intelijen dan Keamanan. Berselang waktu dua tahun, kembali Security Service Actdiamandemen dengan mengamanatkan pemberian ruang gerak lebih bagi Security Service dalam membantu instansi penegakkan hukum lainnya untuk memerangi kejahatan serius.

b.    Perkembangan Organisasi Security Service

Security Service, atau MI5, merupakan badan intelijen keamanan dalam negeri Inggris, yang sejak awal mempunyai tupoksi dalam memerangi ancaman yang timbul baik di permukaan maupun yang tersembunyi terhadap keamanan nasional. Security Service juga bertanggung jawab dalam memberikan saran keamanan kepada badan lainnya, dan membantu dalam mengatasi perkembangan ancaman.

Security Service dipimpin oleh Direktur Jenderal, Jonathan Evans yang berkedudukan di Thames House, London. Security Service mempunyai 8 kantor regional yang tersebar di seluruh wilayah Inggris dan kantor tambahan di Irlandia dijadikan sebagai kantor perwakilan. Security Service membawahi 7 bidang, tiap bagian bertanggung jawab dengan tugas masing-masing, seperti terorisme,  spionase, proliferasi senjata pemusnah massal, kejahatan serius, subversi.

Security Service juga memainkan kegiatan penting lainnya dalam memerangi kegiatan teroris dan intel asing. Akhir tahun 1990, Security Service mulai mengeluarkan file historis dalam Arsip Nasional Inggris, untuk memenuhi kebutuhan informasi publik terhadap duniaSecurity Service, mulai dari evolusi, kegiatan historis sampai dengan pengalaman  kasus anggota intelijen terkenal dalam abad ke 20-an.

Serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat menjadi titik balik Security Serviceuntuk berperang melawan terorisme yang sewaktu-waktu dapat menyerang Inggris. Peristiwa 9/11 membuktikan bahwa teroris memiliki kemauan dan kemampuan membunuh dalam jumlah besar. Pasca serangan teroris internasional, Februari 2004, Pemerintah Inggris mengumumkan memberikan bantuan kepada Security Service untuk meningkatkan kinerjanya terkait pemberantasan terorisme.

Security Service juga berkomitmen meningkatkan jumlah personilnya yang didasarkan pada situasi peningkatan kebutuhan informasi terkait perkembangan kasus tersebut. Pasca serangan 11 September 2001, The Joint Terrorism Analysis Center (JTAC) dibentuk sebagai pusat pemerhati dan kajian dalam membuat laporan mengenai ancaman terorisme internasional. Organisasi tersebut sebagai bentuk perwakilan departemen dan badan lainnya, berlokasi di Thames House, bersampingan dengan  kantor Security Service.

Berbicara mengenai payung hukum kegiatan dan operasi Security Service , didasarkan pada  Security Service Act 1989. UU itu mengatur fungsi dan memberikan kewenangan bertanggung jawab dalam mengcounter setiap ancaman yang masuk. BerdasarkanSecurity Service Act 1989, fungsi Security Service antara lain:

a.    Melindungi keamanan nasional dan melawan ancaman yang berasal dari spionase, terorisme dan sabotase, kegiatan intelijen asing dan juga kegiatan yang bertujuan untuk menggangu atau menggulingkan demokrasi parlemen secara politik, industri dan kerusuhan lainnya.
b.    Menjaga pertumbuhan ekonomi agar dapat berjalan dengan baik melawan ancaman kegiatan atau keinginan seseorang berasal dari luar Inggris yang ingin mengganggu atau merusak perekonomian nasional.
c.    Mendukung kegiatan polisi dan badan penegakkan hukum lainnya dalam pencegahan dan deteksi tindak kasus kejahatan serius.

Dalam tatanan demokrasi, badan keamanan dalam negeri harus terbebas dari politik dan akuntabel. UU mengamanatkan kewenangan MI5 berada dibawah Sekertaris Negara, yang mempunyai hak jawab di Parlemen ataupun di Security Service. UU juga mengamanatkan tanggung jawab Direktur Jenderal/Kepala  yang memimpin MI5 dalam menjalankan tugasnya harus terbebas dari kepentingan partai politik manapun.















danusesa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Musik